Senin, 07 Maret 2016

Hujan yang Sama di Tempat yang Berbeda


- 190116

Hujan lagi. Hanya saja ini sudah di kampung, bukan di Padang lagi. Karena sudah selesai ujian sabtu lalu, langsung berangkat pulang sabtu malamnya. Jika biasanya aku mendengarkan musik-musik instrument dengan segelas teh hangat, maka beda jika sedang si kampung. Medengarkan radio yang memutarkan lagu-lagu daerah sambil menatap keluar melalui jendela rasanya sama nikmat. Meski karena listrik padam menjadika beberapa aktivitas terhambat, bukan berarti langsung pergi ke kamar, membuat kepompong selimut, lalu tidur sampai maghrib. Udara dingin memang menggoda mata uintuk segera ditutup. Tapi melihat rintikan hujan dan juga genangan-genangan yang di tinggalkan, dapat melawan rasa kantukku dengan tetap betah duduk, karena setelah makan siang tadi langsung makan dua buah durian. Sebenarnya ada tiga, cuma karena gak muat lagi jadi hanya habis dua buah. “Tiga buah durian hanya untukmu seorang” memang kedengaran lebay, meski faktanya seperti itu.

Akhirnya hujan reda, meski udara dingin menghalangi untuk keluar rumah. Hujan kedua setelah tiga hari disini. Hujan yang sama seperti di Padang, meski tempatnya berbeda.

Selalu ada kenangan di setiap genangan. Semakin sedikit genangan yang dibentuk, semakin cepat dia hilang ditelan bumi. Sama seperti genangan, jika hanya sedikit kenangan yang terbentuk bersama seseorang, maka semakin cepat terlupakan.

Sudah berapa banyak kenangan yang sudah kamu lupakan, kawan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar